Jumat, 27 April 2018

ORIENTASI NILAI BUDAYA


ORIENTASI NILAI BUDAYA

Nilai budaya merupakan tingkat tertinggi dan abstrak dari adat-istiadat serta memberikan ciri dan karakter bangsa, suku bangsa, bahkan kelompok-kelompok masyarakat. Dengan demikian, ada perbedaan nilai dan sistem budaya dalam setiap kebudayaan. Nilai budaya tersebut meresapi hidup anggota masyarakat sejak dini, sehingga mengakar di dalam jiwa. Karenanya, nilai budaya yang terdapat dalam suatu kebudayaan tidak dapat diganti begitu saja dalam waktu singkat dengan nilai budaya lain, walaupun dengan dalih rasionalitas12 mengingat nilai budaya termasuk nilai yang tertinggi di dalam masyarakat, bentuknya abstrak serta sifatnya umum, maka nilai itu tidak dapat dioperasikan secara mudah. Nilai-nilai budaya masih harus dijabarkan dalam bentuk norma yang sifatnya operasional. Norma ialah aturan-aturan tingkah laku yang dirumuskan secara jelas, terperinci, tegas dan tidak meragukan. Tingkah laku yang selalu berulang dan terorganisir dinamakan kebiasaan.



     1.    Hakikat kehidupan

Hidup ini bukan tentang mengumpulkan nilai. Namun, hidup ini adalah tentang siapa yang kau cintai dan siapa yang kau sakiti. Tentang bagaimana perasaanmu tentang dirimu sendiri. Tentang kepercayaan, kebahagiaan, dan welas asih. Hidup adalah tentang menghindari rasa cemburu, mengatasi rasa tidak peduli, dan membina kepercayaan. Tentang apa yang kau katakan dan yang kau maksudkan. Tentang menghargai orang apa adanya dan bukan karena apa yang dimilikinya. Dan yang terpenting, hidup ini adalah tentang memilih untuk menggunakan hidupmu untuk menyentuh hidup orang lain dengan cara yang tak bisa digantikan dengan cara yang lain. Hidup adalah tentang pilihan-pilihan itu. Jadi hakikat hidup bisa diuraikan seperti berikut :

Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya. Makhluk yang dalam proses berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai selama hidupnya. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.

Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial. Kita hidup di dunia adalah untuk semakin belajar membuka hati dan mengikuti kasih Tuhan. Dengan belajar kita membuka hati dan mengikuti Kasih Tuhan dalam kondisi apapun, Karena Kasih Tuhan selalu tersedia setiap saat secara berkelimpahan untuk kita semua, maka seharusnya sebagai wujud syukur yang benar, kita harus menerimanya setiap saat pula. Bekerja dengan penuh rasa ssyuku, makan dan minum dengan penuh rasa syukur. Karena hidup adalah waktu yang diberikan Tuhan buat berkarya memelihara apa yang ada di dunia, mengembalikan kemuliaan Tuhan . Semua aspek kehidupan akan menjadi indah bila kita bisa mensyukuri segala hal yang diberikan oleh Tuhan.

2. Manusia Pasti Menghasilkan Karya


Pada hakekatnya semua manusia bisa menghasilkan suatu karya tergantung dari kemauan atau niat dari orang tersebut, jika ia ingin menciptakan suatu karya yang  bagus maka ia harus bekerja keras dan sungguh-sungguh dalam menciptakan suatu karya yang bagus, sebaliknya jika ia bermalas – malasan maka ia tidak akan bisa menciptakan suatu karya yang bagus. Sebagai contoh seseorang membuat lukisan yang sangat-sangat indah untuk dilihat dan melalui karyanya itu ia dikenal oleh banyak orang dan apa yang akan ia ciptakan selanjutnya pasti akan ditunggu oleh banyak orang, semua hal tersebut tidak lepas dari usaha dan kesungguhan dalam diri orang tersebut. Kesimpulannya tidak ada hal yang mustahil di hidup ini karena jika kita bersungguh-sungguh maka kita akan mendapatkan hasil yang kita inginkan dan sebaliknya jika kita bermalas-malasan maka kita akan mendapat suatu kegagalan.

     

      3.    Orientasi manusia terhadap waktu

Ada budaya yang memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.



      4.    Pandangan Terhadap Alam

Semakin kritisnya kondisi lingkungan hidup menimbulkan keprihatinan bagi banyak pihak, tak hanya para ilmuwan dan pemerhati lingkungan saja, para filsuf dan agamawan pun ikut memikirkannya. Pembahasan mengerucut pada akar masalah kerusakan lingkungan yaitu manusia.

Usaha manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di satu sisi membawa manusia pada suatu era yang disebut modern, hidup manusia makin hari kian mudah, potensi yang ada di alam dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di sisi yang lain, kemampuan manusia mengolah alam menempatkan dirinya sebagai pusat alam. Pandangan manusia terhadap alam berubah. Sebelum manusia mengenal ilmu pengetahuan modern, manusia menganggap bahwa alam mempunyai kekuatan, namun setelah manusia mengenal ilmu pengetahuan modern manusia mulai menampakkan sifat egoisnya. Mereka mengaku sebagai penguasa alam, segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah miliknya dan digunakan untuk menunjang hidupnya, sayangnya yang muncul setelahnya bukannya bijak memanfaatkan kekayaan alam tetapi yang ada malah keserakahan manusia mengambil apa yang ada di alam secara berlebihan tanpa berfikir apa akibat yang akan muncul kemudian. Untuk itu kita sebagai manusia harus mulai berfikir untuk menjaga dan melestarikan alam dan lingkungan yang kita tinggal ini agar tidak terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.



5. Hubungan manusia dengan manusia



Pada hakikatnya manusia memiliki hubungan yang perlu dijalankan, yaitu hubungan sacara vertikal dan horizontal. Hubungan secara vertikal merupakan hubungan manusia kepada Tuhan. Hubungan vertikal ini sangat pribadi, individual, dan spiritual. Hanya manusia dan Tuhan yang tahu seberapa kedekatan itu. Hubungan horizontal dapat diartikan sebagai hubungan yang sangat luas, hubungan yang hanya berlangsung di dunia, salah satunya adalah hubungan sesama manusia. Hubungan yang menunjukkan bahwa manusia itu adalah mahkluk sosial yang tak bisa lepas dari bantuan manusia lainnya.



Tekadang, hubungan sesama manusia itu memiliki hambatan. Hambatan itu dapat sangat sulit maupun sangat mudah untuk diselesaikan. Penyelasaiannya tergantung pada pribadi manusia itu sendiri, apakah ia mudah atau sulitkah dalam menyelesaikannya. Hubungan kedekatan manusia memiliki berbagai tingkatan, mulai dari yang paling dekat yaitu keluarga, sahabat, teman, sebatas tahu, dan yang paling jauh adalah tidak kenal sama sekali. Keluarga, sahabat, dan teman merupakan kelompok yang pasti ada hubungan, minimal hubungan komunikasi sedangkan kelompok sebatas tahu dan tidak kenal sama sekali merupakan kelompok yang minimal tidak ada hubungan sama sekali.



Sangat terlihat jelas dari pembagian kelompok di atas bahwa kelompok yang pertamalah yang dapat menyebabkan suatu permasalah karena batas minimalnya adanya hubungan komunikasi. Dari komunikasi inilah yang dapat menyebabkan konflik suatu hubungan. Konflik sendiri dapat menjadi perekat suatu hubungan juga dapat menjadi boomerang yang dapat memperjauh kedekatan suatu hubungan dan memasukkan kelompok yang kedua. Lalu bagaimanakah meminimalisir konflik yang mengarah ke hal negatif? Tentu perlu ada hal yang dapat menahan agar suatu hubungan tidak menjadi semakin menjauh.



Setiap orang memiliki perangai yang berbeda-beda. Dan setiap orang lain berhak memberikan penilaian terhadap seseorang. Pergaulan kita berpengaruh terhadap penilaian kita terhadap orang tersebut. Namun yang perlu diperhatikan bahwa penilaian itu hanya berlaku untuk diri kita dan orang yang dituju. Jangan pernah memengaruhi pihak ketiga atas penilaian kita dan jangan mudah terpengaruh atas penilaian pihak ketiga tentang orang lain. Itu semua dapat mengakibatkan pikiran negative yang tentu menjerumuskan kita terhadap perbuatan tercela. Alangkah lebih baiknya jika kita lebih berhati-hati dalam bersikap, ketahuilah orang lain dengan cara perlahan karena ada orang yang sekalinya diberi umpan malah menunjukkan reaksi yang kuat.



Jangan terlalu cepat menganggap orang dekat dengan kita. Terlalu cepat melakukan hal tersebut akan cepat pula mengakibatkan keretakan yang terjadi. Proses mengangkatan kasta perlu cukup panjang agar hasilnya kita mendapatkan orang dekat yang benar-benar dekat bukan dekat sesaat.



Hidup itu memang tidak semudah yang dibayangkan, masalah memang selalu terjadi kapan saja tanpa kita duga. Alangkah lebih baiknya kita mulai berhati-hati dari sekarang. Coba lakukan hanya hubungan yang menyenangkan saja untuk manusia lain. Jangan coba menuangkan masalah kita kepada orang lain tanpa mengenal pribadi orang tersebut.



Sumber:

amirstainkendari.blogspot.co.id/2011/07/makalah-hakekat-dan-tujuan-hidup.html?m=1

https://www.google.co.id/amp/s/a2c5.wordpress.com/2010/07/28/pandangan-manusia-terhadap-alam/amp/

divateguh.blogspot.com/2012/04/hubungan-manusia-dengan-manusia.html?m=1












KOMPUTASI MODERN Tugas ke-3

  Komputasi Modern   Pengertian Komputasi Modern Komputasi modern adalah sebuah konsep sistem yang menerima intruksi-intruksi dan menyim...